Senin, 14 Oktober 2013

File Kebahagiaan



Emosi manusia sangatlah beragam, marah, suka, sedih, cinta, benci, merana ,tersiksa, riang, galau, gembira, semuanya terjadi silih berganti mengikuti gerak nafas kehidupan. Kepahitan dan kepayahan hilang berganti dengan keceriaan dan kegembiraan. Setiap peristiwa bergulir bak untaian mutiara yang  satu demi satu berjatuhan. Semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita  membentuk alur cerita dan skenario yang tiada berkesudahan. 

Seiring berjalannya waktu dan pada setiap perubahan yang terjadi pasti selalu ada hikmah yang dapat dipetik untuk menjadikan diri jauh lebih bijak dan lebih siap untuk mengarungi kembali samudera yang bergelombang. Semua emosi itu terekam dan tersusun membentuk file yang sering diinginkan sekaligus dicari semua orang. Ya itulah file “kebahagiaan”. Lalu dimana letak kebahagian sebenarnya? Bagaimana ciri ciri orang yang berbahagia? Apa yang buat orang bahagia? Apa yang mesti dilakukan tuk menjaga kebahagiaan itu?.Weleh weleh dari mana dulu nih jawabnya? Siapa yang bisa jawab semua hayoo? (kalau jawabannya memuaskan will get rewardlah). 

Kata orang bijak…kebahagiaan ada pada diri setiap orang. Tinggal bagaimana orang tersebut dapat mengelolanya. Kadang kita saja yang aneh suka mencari kesana kemari. Ketemukah? ha ha kalau gak ilang kenapa mesti dicari? Banyak yang berkeyakinan kebahagiaan itu diukur dengan segala wujud material. Nah pertanyaanya jika semua material menghilang berarti hilang juga kebahagiaannya? Berpengaruh ya, tapi jika sampai mengikis habis kebahagiaan, Heeeem, bisa jadi ada sebuah kesalahan konsep berpikir. Sekali lagi kesalahan konsep berpikir. Dan itu perlu segera diubah. Gak mudah tentunya. Perlu ragam informasi sebagai wawasan diri guna membangun persepsi baru, butuh model sebagai motivator  yang sekaligus sebagai alat evaluasi dan sumber inspirasi. Hal tersebut minimal dapat menjadi bahan renungan dalam proses perbaikan. Jadi tidak usah lagi mencari seperti mencari permata yang hilang (kaya Yuni Shara saja).  

Yang perlu dilakukan adalah akuilah jika kebahagiaan itu ada dalam diri dan sangat dekat dengan kita . Berpikirlah tentang semua kebahagiaan maka kita akan bahagia. Hindari segala pikiran negatif tentang diri beserta kekurangannya. Rasakan setiap emosi yang terjadi, nikmati dengan penuh pengendalian diri. Yakinkan dalam hati, jiwa dan pikiran, kita memang hidup untuk berbahagia disini and here after tentunya. Jadi tidak ada peristiwa yang sia-sia yang terjadi disepanjang harinya. Semua menjadi ajang pel atihan sepanjang hayat sebagai tanda dari fitrah-Nya. Ingat rumusnya?akui… nikmati….kendalikan. Why? Karena kebahagiaan adalah hak kita. But, untuk menggunakan rumus tersebut diperlukan dua benang lho yaaaa…
Ada syarat yang mesti dijalankan. Mau tahu? 

Mungkin begini..Kebahagiaan laksana hasil rajutan dari benang kehidupan. Apakah itu? Syukur dan sabar. Dua hal ini menjadi syarat mutlak jika kita ingin merasakan kebahagiaan. Rasa syukur dan kesabaran yang melimpah dari dalam diri akan membuat hati , jiwa dan pikiran kita tenang, nyaman  serta positif walaupun kita dalam kondisi sulit. Coba deh bayangkan jikalau kita gak ada syukurnya ya kuraaaaang melulu. Kurang ini kurang itu. Kurang begini kurang begitu, harusnya begini harusnya begitu. Jika yang ada dalam pikiran kita hanya kekurangan kapan kita akan merasa lebih? Kapan kita merasa damai? cape deeeh..Mengapa kita gak coba ubah persepsi kita mulai dari hal yang positif? bukankah itu justru akan menarik hal hal positif lainnya? Misal jika kita menginginkan sesuatu dan mendapatkan ya disyukuri walaupun belum sesuai dengan apa yang diharapkan . Toh kita bisa usaha lagi lebih keras lagi. Nah yang belum kesampaian ya sabar yaitu menerima semuanya dengan tetap terus berusaha mendapatkan tentunya ( kalau yang menerima lalu diam gak mau usaha ya keblinger kali), serta jangan mudah mengeluh karena hanya akan menambah berat beban kita saja. Terlebih lagi jika kita dalam kondisi sulit lalu gak ada kesabaran waduh bisa tambah runyam suasana tuh. 

Contoh mudah seperti  hubungan pasutri yang lawas (he he kalau yang baru gak masuk itungan). Kadang hal sepele eh ujung ujungnya buat tawuran juga, he he(mang remaja tawuran). Berapa banyak masalah besar terjadi dalam kehidupan rumah tangga hanya gara gara hal sepele seperti lupa matiin lampu kamar mandi saat keluar, lupa menaruh kunci gak di tempatnya, lalu masakan istri yang dirasa kurang sreg dll. Kalau Cuma begitu saja sudah buat teriak teriak, waduh gak inget tuh waktu jadi penganten baru. Ayo kita latihan bersabar. Apalagi zaman sekarang Era kompleksitas dengan segenap problematikanya. Kalau gak siap mental bisa kena struk dadakan kali ya…oleh karena itu, ketika kita sedang merasakan segala bentuk emosi apapun ya ayo diakui, ayo dinikmati, ayo dikendalikan dengan selalu bersyukur dan bersabar. Karena disitulah seninya hidup untuk “meraih” kebahagiaan,  sehingga kita  dapat terus menyebarkan aura tersebut kepada orang orang di sekeliling kita. Minimal bikin orang tersenyum dah baguslaaah. Malah kadang sesekali kita dapat membuat seseorang diliputi kebahagiaan walau bahkan kita tidak ikut bagian dalam kebahagiaanya tersebut. Kita toh sudah cukup merasakan puas bukan?. Dan sekarang kalau ada yang pengin marah silahkan asal gak pakai lama, yang mau tertawa boleh asal gak kebablas sampai kencing di celana. Malah kata mbah Roma Irama, ”Berduka boleh berduka ,sedukanya saja, merana boleh merana, semerananya saja. ”So….. keep smile and be happy please!!!!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar