Kamis, 02 Mei 2013

Just Intermezo



Sebagian orang berpendapat hidup itu sandiwara. Ah apa iya? itu karena mereka merasa menjadi aktor dan aktris yang selalu menjalankan peran yang tidak mereka sukai,atau karena mereka menganggap peristiwa-peristiwa hanya menjadi alur cerita yang habis dalam satu babak. Heemh…..gak seperti itu kali. Mungkin hidup itu bisa seperti sandiwara jika kehilangan sebuah kata “makna”.Lalu hidup yang bermakna yang seperti apa? yang bagaimana?

Setiap hari, setiap jam setiap menit bahkan detik kita gak pernah terlepas dari yang namanya masalah. Bagaimana kita bisa mengambil “hikmah” dari balik masalah masalah tersebut itulah yang aku pikir arti sebuah “makna” terlepas ini benar atau keliru menurut pandangan orang lain. Hikmah inilah yang akan menjadi sebuah pijakan, pegangan yang diyakini untuk dijadikan lentera untuk menerangi langkah selanjutnya. Sehingga aku yang sekarang menjadi berbeda dengan aku disepuluh  tahun yang lampau.

Apakah benar bagitu? atau itu hanya perasaanku saja? aaakh…kadang  aku ragu dengan kata hati .Jika aku tak bisa mengukur diri lalu siapa yang akan berbaik hati tuk menjadi neraca kehidupan ini. Kebanyakan yang dilakukan tak kusukai. Kadang menyanjung dan memuji dan lebih sering mengkritik, mencela, menghakimi, possesive dan gak peduli. Apa bedanya itu semua.

Kemana musti dicari arah sebagai harapan yang kan memandu jalan ini. Jika semua yang ditemui hanya boneka yang keras hati.Yang selalu mementingkan diri sendiri dan mudah mengumbar amarah yang keji, yang tak mau beri kesempatan tuk memacu diri dengan dalih yang ironi, Dimana ada obat tuk kegundahan hati jika yang ada mencoba tuk mengkungkung diri, dan berniat menjadikan diri bak merpati dibalik jeruji. Sandiwara macam apa yang kan dilakoni nanti. Tanpa sosialisasi, aktualisasi dan ambisi sama sekali. Bukankah itu cara cepat untuk mati?

Oh my God…..bagaimana hal ini bisa terjadi, sungguh tidak dapat dipahami…………Berapa lama situasi ini akan dapat terkendali…..apakah upaya dan solusi yang bisa dilalui untuk merubah semua ini, agar hati tak sesak selalu menahan diri. Apa yang akan terjadi jika mencoba tuk dengarkan kata hati, coba melakukan yang diingini, walau musti siap sakit hati. Siap dengan taruhan tak dicintaii? bukankah ini harga yang mahal sekaliiiiiiii…..?????hiii…












Tidak ada komentar:

Posting Komentar