Sabtu, 23 Februari 2013

Tekad & Nekat




Hmm….akhirnya… berani menulis lagi.Setelah kemarin sempat drop karena banyak factor diantaranya gak ada tekad dan gaptek. Hari ini aku membulatkan tekad sekaligus nekat mau menulis apapun yang aku mau he he. Nekat lebih dari sekedar berani. Bersama nekat ada sebuah energy untuk melakukan hal ini. Nekat ….berarti ada sebuah kekuatan untuk siap menerima segala konsekuensi yang terjadi. Nah ngomongin soal gaptek, kemungkinan besar tidak  aku saja yang mengalaminya, toh aku lagi berusaha untuk menundukannya cie….memang kadang jadi menyurutkan langkah jika kepentok banyak hal yang tidak aku ketahui, mau kayak gini gak bisa, mau kayak gitu juga mentok..…dah coba berselancar di dunia maya..banyak gak pahamnya. Dah milih orang yang tak pikir bisa bantu banyak eh kadang gak konek (karena gak mau). Alih alih menjawab semua pertanyaanku eh malah dicuekin,via email dan sms lebih banyak diabaikan, kayaknya gak mau berbagi banget deh. Emang kebangeten tur  geregeten  interaksi sama orang kayak gitu, tapi ya memang dasar karakternyanya begitu  ya disabari dan diterima aja (orang bilang bawaan orok) siapa tau besok besok mau bantu. Makanya putar haluan pakai rumus nekat .
Sebuah kenekatan hanya bisa dibangun jika ada power. Power ini sebagai bahan bakar selama perjalanan untuk menuju hasil yang dinginkan.Sehingga antara power dan kenekatan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Sebab kenekatan tanpa power adalah sebuah kekonyolan, sedang power tanpa kenekatan menjadi sia-sia. Sebuah kenekatan juga harus diringi kemampuan belajar cepat. Banyak orang yang belajar, tapi hanya sedikit yang belajar dengan cepat. Kecepatan pembelajaran diri adalah cara kita memelihara momentum. Agar momentum kenekatan yang datang tidak serta merta pergi begitu saja pun ada triknya. Maju dengan sikap percaya diri dengan semua hal yang kita yakini tidak ada salahnya dilakukan. Menengok ke belakangpun dibolehkan selama hanya untuk dua alasan. Pertama mengambil pelajaran agar tidak terperosok pada lubang yang sama. Kedua mengambil hikmah agar lebih bijaksana. Oleh karena itu rumus belajar cepat adalah menatap kedepan dengan sikap optimis.Karena Allah menciptakan segala sesuatu dengan takaran masing masing. Sebagai bahan renungan bahwa Allah tidak memberikan sesuatu dengan instant sehingga semua butuh proses. Nah dari balik proses itu pasti ada hukum besi perubahan. Akhirnya untuk mengarungi ombak kehidupan, kita sebagai manusia memang dituntut memiliki nyali yang tinggi untuk mengambil resiko.Sehingga jika tekad sudah bulat hanya ada satu kalimat,”Bismilahi tawakkaltu ‘alallah”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar