Dingin yang menyelimuti tubuh, membuatku keluar dan
berlari sekedar untuk menghangatkan badan. Jalan pagi tanpa alas kaki menjadi
pilihan tuk mengawali weekand. Kubiarkan telapak kaki merasakan pijatan dari
kerikil kerikil yang tersebar disepanjang jalan. Hmmmh …nyamaaaaaan
sekali. Udaranya segar dan bisa bersay
hello dengan banyak orang…ada yang jalan
pagi ada yang mengambil air bersih, ada yang ke pasar, ada yang mau mencari
rezeki dengan plastik-plastik polibec.Eh
ternyata menyenangkan.
Sendirian aku
berlari kecil sambil memandang pohon pohon di kejauhan yang berbaris dengan
sangat rapi, gunung yang diselimuti kabut di sebelah utara dan sawah sawah yang
membentang disepanjang jalan serta burung burung yang terbang beriringan. Hijaunya
terlihat sangat indah, itu membuatku bersyukur akan tanah kelahiranku. Ada satu
keinginan agar panorama itu tidak berubah. Kuingin setiap kali memandang ya
tetap ada barisan pohonnya, gunungnya, sawahnya ,burungnya. Tapi……sampai kapan….setahun, dua
tahun, lima tahun?ada kekhawatiran yang mendadak menyergap diriku. Apa jadinya
kalau semua yang aku lihat hilang dan berganti dengan gedong dan gudang. Akankah
masih banyak tersedia udara segar nantinya?
Sambil jalan
pulang aku merenung pula. Tidak ada yang kekal selain Yang Maha Kekal. Semua hal
pasti akan mengalami yang namanya “perubahan” dan pastinya perubahan yang
menyeluruh. Buktinya Perkembangan Manusia pada fisik diikuti perubahan
pola pikirnya juga (kalau tidak apa kata dunia). Aku yang sekarang juga
berbeda dengan aku 5 tahun yang lalu.Yach aku merasakan cara aku
berinteraksi, cara aku memandang hidup, caraku dalam menjalankan tugas
sehari-hari sedikit lebih baik (menurut gue sih.. idiih termasuk narsis gak ni?). Kata sedikit lebih baik itu perlu agar aku tidak
cepat puas dan tidak berhenti belajar.
Semakin banyak yang kutahu justru aku semakin paham
“ketinggalanku”. Aku yang sekarang adalah aku yang selalu kehausan untuk
mengetahui berbagai hal. Hal yang tadinya luput dari penglihatanku, hal yang
tadinya tak mau aku dengar, hal yang kemarin kemarin tak aku lakukan dan hal hal
yang baru lainnya. Adanya semangat untuk memanage diri agar lebih baik, lebih
sehat dan lebih nyaman, membuat aku menerapkan aturan aturan kecil pada
diriku. Tapi tidak jarang aku membiarkan diriku melanggar beberapa aturan
tersebut dengan meninggalkan rasa sesal. Contohnya dengan umurku sekarang, aku sebaiknya
berhati hati untuk ngemil dan lebih teliti dengan makanan yang masuk.Apalagi
jika aku kurang gerak yah….(.diintai trigleserida tuh).”what are what you eat" sebaiknya
tertanam dalam dalam d ipikiranku.Begitu juga dengan pola pikirku yang mau tidak
mau memang sedikit demi sedikit musti ditata kembali agar hidup lebih mudah
dan rileks tentunya.
Dan perubahan
memang telah terjadi disemua aspek kehidupan disepanjang zaman. Tidak terkecuali
perubahan dibidang pendidikan. Inilah yang menjadi landasan kita sebagai insan
pendidik untuk melakukan suatu perubahan. Sudah menjadi menu wajib kita jika tidak mau terlindas dan tertinggal
oleh zaman. Perubahan yang semestinya dilakukan setiap individu,siapapun dan dimanapun. Sebuah usaha yang dilakukan untuk dapat berenang mengarungi arus zaman
ini. Perbaikan perbaikan yang dilakukan secara kontinyu dan bertahap guna
menjadikan diri kita “nyaman” . Nyaman karena kita mampu bekerja dengan penuh tanggung
jawab, nyaman karena dapat menjaga komitmen untuk melakukan yang terbaik, nyaman
dengan pola pikir yang positif. Aku rasa itu lebih dari cukup menjadi landasanku
untuk selalu belajar bukan ???
Sebagai manusia aku sadar bahwa kesempurnaan hanya
milik allah azza wa jalla. Dalam keseharianku menjadi akrab dengan yang namanya
kesalahan. Mendidik anak terlalu keras suatu kesalahan, memanjakan anak suatu
kesalahan, mengajar terlalu cepat juga kesalahan. Berapa kesalahan yang telah aku
lakukan pun sulit diukur .Bisa saja aku
baru mengetahui bahwa telah melakukan kesalahan setelah beberapa waktu alias
tidak menyadarinya. Satu kesalahan yang aku anggap fatal adalah tidak
menggunakan usia sekolah untuk menyerap ilmu Allah dengan serius. Iri rasanya
melihat orang orang yang usianya jauh lebih muda tetapi banyak ilmu dan bisa
memberi manfaat bagi oranglain.Contohnya dosen dosenku yang masih belia.Mereka
mengajar dengan penuh sopan santun.Sehingga kalau dicermati ada rasa sesal pada
diri sendiri.(ngapain aja gue slama ini? he he baru sadar kalo dah gak muda lagi )
Apapun kapasitasku sekarang baik sebagai hamba Alloh, sebagai istri, seorang ibu dan seorang guru harus aku terima dan wajib aku
syukuri. Walaupun aku terlambat untuk menyadari kesalahan kesalahan yang sudah aku
lakukan tetapi justru ini menjadi pemicu agar sisa usia yang ada digunakan
untuk belajar dan belajar. Belajar dari kehidupan. Ungkapan “it is
the better late than never” mungkin cocok dengan kondisiku sekarang. Ini era globalisasi, permasalahan semakin banyak, informasi juga berkembang sangat
cepat. Aku musti mau mencoba buka literasi. Supaya tidak terlalu ketinggalan.
Belajar bisa kapan saja dan dimana saja.dari buku
dari media elektronik, dari pengalaman, dari alam, maupun dari proses
interaksi. Dalam berinteraksi di masyarakat nyatanya juga bukan hal gampang
. Berbagai karakter telah dan akan aku temui. Bagaimana aku bisa membauri mereka
dengan baik pun ada ilmunya. Mengamati perilaku seseorang untuk aku jadikan
acuan, penting juga dilakukan.Ternyata
empati menjadi menu wajib dalam berinteraksi. Dengan berempati aku
menjadi dekat dengan oranglain, aku belajar mengerti, memahami dan menghargai
oranglain. Ada pancaran cinta dan kasih sayang yang tercermin dari proses
tersebut. Apapun yang sedang aku lalui saat ini adalah proses kehidupan. Ini
akan terus berjalan sampai nanti saatnya aku musti menjalankan proses
selanjutnya. Mengawali aktivitas dengan semangat memberikan satu energi untuk dapat menyelesaikan tugas tugas yang telah menanti disepanjang harinya. Gitu kali ya ....???!!!