Takutlah
Pada Dirimu
aku
bukan raja
yang
harus dilayani
aku
bukan pemimpin
yang
harus dipatuhi
aku
juga bukan aturan
yang
harus ditaati
tunduk
takut saja
pada
dirimu sendiri
takut
saja pada egomu,nafsumu
kegagahanmu,kesombonganmu
dan
kebuasanmu
takutlah
pada cahaya hatimu
Cemas
Mencari Jalan
telah
aku kuat-kuatkan
tangan
kakiku,
telah
kuyakin-yakinkan
hatiku,
telah
ku putar-putar otakku,
telah
ku peras hampir habis darahku
telah
ku kobar-kobarkan semangatku,
telah
ku tajam-tajamkan mata batinku,
telah
ku hidup-hidupkan semangatku,
tetapi
belum juga ku temui jalanku,
aku
tetap tidak tahu…
aku
terhempas kandas…
tinggal
secuil cinta……
Berikan
Saja
berikan
saja kecantikanmu
pada
orang lain
berikan
saja rayuanmu
pada
orang lain
kemolekan
bodymu
jadikan
saja aku teman tidur
hanya
teman tidur…
sebentar
saja pagi
tidak
ada siapa-siapa lagi
dan
tidak ada apa-apa lagi
tidak
lagi rasa
tidak
lagi peduli
semua
telah mati
sebelum
terjadi
Harapan
atau Siksaan
ucapan
tanpa tindakan
adalah
kehampaan
bak
ruang kosong
harapan
tanpa kewujudan
adalah
kekecewaan
seperti buah apel
hambar
mengungkapkan
ungkapan tanpa kata
terkadang
membingungkan
layaknya
bumbu kaldu sapi atau rasa ayam
keinginan-keinginan
yang dipaksa adalah siksaan
seperti
tahanan yang meronta-ronta ingin dibebaskan
sekali
bebas
binasalah
engkau
lupakan
engkau,kufurlah,liar,beringas
ganas
keinginan
menjadi harapan atau siksa
Mawar
Merah
dihanyutkan
lagi
sekuntum
mawar merah
di
sungai yang melewati depan rumahnya
dengan
harapan
dia
memandang mawar itu
sebagai
pengobat rindunya
layla
…..inilah rinduku
tiada
henti dihanyutkan mawar merah
dengan
cemas dan harap
seperti
beberapa hari lalu
majenun
memetik mawar merah
dicium
lalu dihanyutkan
disungai
yang melewati depan rumah layla
dengan
harapan layla memungutnya
sebagai
penawar rindu di dadanya
tiga malam kupendam rindu pada layla
tiga rasa skaligus tertuju padanya
rindu,senang dan kecintaan
bukan sengaja dipanggilpun tidak
layla datang dihadapan
senyumnya yang menawan tiap tiap kumbang
putih kulitnya menakjubkan
seri wajahnya membawa kedamaian
layla...memandangmu saja saya sudah tenang...tenang...tenang...adem
suatu saat kupersembahkan padamu sekuntum mawar merah dari uzbekistan...
tiga malam kupendam rindu pada layla
tiga rasa skaligus tertuju padanya
rindu,senang dan kecintaan
bukan sengaja dipanggilpun tidak
layla datang dihadapan
senyumnya yang menawan tiap tiap kumbang
putih kulitnya menakjubkan
seri wajahnya membawa kedamaian
layla...memandangmu saja saya sudah tenang...tenang...tenang...adem
suatu saat kupersembahkan padamu sekuntum mawar merah dari uzbekistan...
Tuhanku
bebaskan
hatiku
dari
belenggu keinginan-keinginan
jauhkan
aku dari goda dunia
ijinkan
dalam bimbingan kebenaran
kuatkan
aku dalam kewaspadaan
dari
bujuk rayu setan
yang
ada dalam darahku
yang
halus yang kasar
biarkan
aku masuk
dalam
keindahan pembimbingku
dalam
cahayanya
yang
menyejukkan.... Di
Ambang Batas
diambang
batas diatas awan
anganku
melayang
seberkas
sinar tetap ku kejar
duhai
pemilik keindahan bintang
lihatlah
betapa kekasihku kelelahan
terombang
ambing jaman
terpekik
membisu
tuhanku
dengarkan rintihannya
mendesis
bersama angin malam
teriring
cucuran air mata keikhlasan
dengarkan…dengarkan…jeritannya
yang
selalu memanggilmu
Sang
Pejalan
sang
pejalan tiba dikegelapan
bukan
gelap mata,namun gelap hati
begitulah
yang ia lihat dikebanyakan orang
sang
pejalan memekik
kenapa
tidak seperti laron saja?
yang
termenung lama dalam tanah
hingga
keluar bulu-bulu
lalu
keluar hanya cahaya yang dituju
sang
pejalan
hanya
bisa tersenyum beku
Wahai
Kekasih
wahai
kekasih
di
hadapanmu apalah artinya
sebutir
debu
yang terpekik pedihnya rindu
duhai matahari pagi
dihadapanmu apa artinya
sebutir debu yang terpekik pedihnya rindu
duhai matahari pagi
dihadapanmu apa artinya
sebutir debu yang terpekik pedihnya rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar