Minggu, 21 Oktober 2012

Kumpulan Sajak k'rieez


Takutlah Pada Dirimu

aku bukan raja
yang harus dilayani
aku bukan pemimpin
yang harus dipatuhi
aku juga bukan aturan
yang harus ditaati
tunduk takut saja
pada dirimu sendiri
takut saja pada egomu,nafsumu
kegagahanmu,kesombonganmu
dan kebuasanmu
takutlah pada cahaya hatimu

Cemas Mencari Jalan

telah aku kuat-kuatkan
tangan kakiku,
telah kuyakin-yakinkan
hatiku,
telah ku putar-putar otakku,
telah ku peras  hampir habis darahku
telah ku kobar-kobarkan semangatku,
telah ku tajam-tajamkan mata batinku,
telah ku hidup-hidupkan semangatku,
tetapi belum juga ku temui jalanku,
aku tetap tidak tahu…
aku terhempas kandas…
tinggal secuil cinta…… 

 Berikan Saja

berikan saja kecantikanmu
pada orang lain
berikan saja rayuanmu
pada orang lain
kemolekan bodymu
jadikan saja aku teman tidur
hanya teman tidur…
sebentar saja pagi
tidak ada siapa-siapa lagi
dan tidak ada apa-apa lagi
tidak lagi rasa
tidak lagi peduli
semua telah mati
sebelum terjadi

Harapan atau Siksaan

ucapan tanpa tindakan
adalah kehampaan
bak ruang kosong
harapan tanpa kewujudan
adalah kekecewaan
seperti  buah apel
hambar
mengungkapkan ungkapan tanpa kata
terkadang membingungkan
layaknya bumbu kaldu  sapi atau rasa ayam
keinginan-keinginan yang dipaksa adalah siksaan
seperti tahanan yang meronta-ronta ingin dibebaskan
sekali bebas
binasalah engkau
lupakan
engkau,kufurlah,liar,beringas ganas
keinginan menjadi harapan atau siksa




Mawar Merah

dihanyutkan lagi
sekuntum mawar merah
di sungai yang melewati depan rumahnya
dengan harapan
dia memandang mawar itu
sebagai pengobat rindunya
layla …..inilah rinduku
tiada henti dihanyutkan mawar merah
dengan cemas dan harap
seperti beberapa hari lalu
majenun memetik mawar merah
dicium lalu dihanyutkan
disungai yang melewati depan rumah layla
dengan harapan layla memungutnya
sebagai penawar rindu di dadanya
tiga malam kupendam rindu pada layla
tiga rasa skaligus tertuju padanya
rindu,senang dan kecintaan
bukan sengaja dipanggilpun tidak
layla datang dihadapan 
senyumnya yang menawan tiap tiap kumbang
putih kulitnya menakjubkan
seri wajahnya membawa kedamaian
layla...memandangmu saja saya sudah tenang...tenang...tenang...adem
suatu saat kupersembahkan padamu sekuntum mawar merah dari uzbekistan...

Tuhanku

bebaskan hatiku
dari belenggu keinginan-keinginan
jauhkan aku dari goda dunia
ijinkan dalam bimbingan kebenaran
kuatkan aku dalam kewaspadaan
dari bujuk rayu setan
yang ada dalam darahku
yang halus yang kasar
biarkan aku masuk
dalam keindahan pembimbingku
dalam cahayanya
yang menyejukkan....                   Di Ambang Batas

diambang batas diatas awan
anganku melayang
seberkas sinar tetap ku kejar
duhai pemilik keindahan bintang
lihatlah betapa kekasihku kelelahan
terombang ambing jaman
terpekik membisu
tuhanku dengarkan rintihannya
mendesis bersama angin malam
teriring cucuran air mata keikhlasan
dengarkan…dengarkan…jeritannya
yang selalu memanggilmu


Sang Pejalan

sang pejalan tiba dikegelapan
bukan gelap mata,namun gelap hati
begitulah yang ia lihat dikebanyakan orang
sang pejalan memekik
kenapa tidak seperti laron saja?
yang termenung lama dalam tanah
hingga keluar bulu-bulu
lalu keluar hanya cahaya yang dituju
sang pejalan
hanya bisa tersenyum beku

Wahai Kekasih

wahai kekasih
di hadapanmu apalah artinya
sebutir debu
yang terpekik pedihnya rindu
duhai matahari pagi
dihadapanmu apa artinya
sebutir debu yang terpekik pedihnya rindu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar